Jumat, 24 Februari 2017

Subhanallah !!! Inilah Kandungan QS Al-Baqarah ayat 148

Berkompetisi atau berlomba untuk bidang olahraga, ilmu pengetahuan, teknologi dan sebagainya pasti sudah tidak asing lagi bagi kita. Adakah perintah Allah Swt dalam masalah ini? “Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada Hari Kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. [QS. Al-Baqarah (2): 148]. 
Itulah terjemahan dari ayat ke 148, Al Quran Surat Al-Baqarah. Dan kandungan QS Al-Baqarah (2): 148 adalah sebagai berikut;
(1). Informasi dari Allah Swt bahwasanya setiap agama memiliki kiblat masing-masing. Umat Nabi Ismail dan Nabi Ibrahim berkiblat ke Ka’bah. Bani Israil berkiblat ke Baitul Maqdis. Adapun Allah telah menetapkan kiblat umat muslim adalah Ka’bah (Baitullah). Ada pula yang mengartikan; dari arah manapun kaum Mukmin menghadapkan diri kepada Allah, dari timur, barat, utara, selatan, tenggara, dan lain sebagainya, niscaya dia akan berhadapan dengan Allah Swt. Semula, Rasulullah Saw dan umatnya diperintahkan untuk menghadap ke Baitul Maqdis di Yerusalem. Kemudian turun perintah Allah untuk mengubah arah kiblat salat ke Ka’bah. Allah berfirman dalam surah Al- Baqarah ayat 144, yang artinya: “Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah ke langit, maka akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Kitab (Taurat dan Injil) tahu, bahwa (pemindahan kiblat) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan.” Sebagian ahli tafsir menyebutkan, bahwa perubahan kiblat itu turunnya ketika Nabi Saw sedang salat zuhur di masjid Bani Salamah pada rakaat kedua, sehingga masjid itu dinamakan Masjid Qiblatain.
 
Masjid Qiblatain terletak di Quba, tepatnya di atas sebuah bukit kecil di sebelah utara Harrah Wabrah, Madinah. Masjid Qiblatain mula-mula dikenal dengan nama masjid Bani Salamah, karena masjid ini dibangun di atas bekas rumah Bani Salamah. Masjid ini terletak sekitar 7 kilometer dari Masjib Nabawi di Madinah.
Asal-usul masjid ini diawali dengan kedatangan Nabi Muhammad SAW beserta beberapa sahabat ke Salamah untuk menenangkan Ummu Bishr binti al-Bara yang ditinggal mati keluarganya. Ketika itu bulan Rajab tahun 2 Hijriyah, Rasulullah shalat Zhuhur di Masjid Bani Salamah. Ia mengimami para jamaah. Dua rakaat pertama shalat Zhuhur masih menghadap Baitul Maqdis (Palestina), sampai akhirnya malaikat Jibril menyampaikan wahyu pemindahan arah kiblat. Wahyu datang ketika lelaki dijuluki Al-Amin ini baru saja menyelesaikan rakaat kedua. Begitu menerima wahyu ini, Rasul langsung berpindah 180 derajat, diikuti oleh semua jamaah melanjutkan shalat Zhuhur menghadap Masjidil Haram.  Yang tadinya menghadap Baitul Maqdis dengan tetap melanjutkan rakaat ke dua bersama makmum (pengikut shalat), sejak saat itu, kiblat umat Islam berpindah dari Baitul Maqdis, Palestina (menghadap ke utara dari Madinah), menuju Masjidil Haram (menghadap arah selatan dari Madinah). Masjid Bani Salamah ini pun dikenal sebagai Masjid Qiblatain atau Masjid Dua Kiblat.­­­ 
(2). Perintah agar kaum Mukmin berkompetisi dalam kebaikan. Maksud berkompetisi dalam kebaikan di sini adalah bersegera dan bergegas dalam mengerjakan semua kebaikan yang diperintahkan Allah Swt. Berlomba-lomba untuk tolong menolong dalam iman dan takwa serta meninggalkan perbuatan jahat. Berbuat kebaikan di mana saja, kapan saja dan kepada siapa saja. Misalnya, berlomba-lomba untuk melaksanakan salat di awal waktu, menolong korban bencana alam, menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan, belajar yang rajin, serta berlomba-lomba dalam bidang ilmu dan teknologi. Berlomba-lomba meninggalkan perbuatan jahat. Setiap kebaikan akan diberikan pahala. Adapun orang yang berbuat kejahatan akan mendapat siksa yang amat pedih dan keras. Dengan begitu, umat Islam akan menjadi umat yang terbaik.
(3). Di mana pun manusia berada di muka bumi ini, Allah Swt Maha Kuasa untuk mengumpulkan mereka kelak di padang mahsyar pada hari kiamat. Allah akan meminta pertanggungjawaban manusia terhadap semua perbuatan yang telah dilakukannya di dunia. Allah menghisab (menghitung) perbuatan manusia di dunia. Jika timbangan amal kebaikannya lebih berat dari kejahatannya maka Allah akan beri balasan surga. Tetapi, jika sebaliknya maka nerakalah balasannya.

(4). Penutup ayat ini, Allah menegaskan bahwa Dia berkuasa untuk melakukan apa saja sesuai kehendaknya tanpa ada yang bisa mencegah. Karena Dia yang memiliki seluruh apa yang ada di bumi dan di langit. Dengan kekuasaannya, Dia bisa mengubah arah kiblat umat Islam. Dia juga berkuasa mengumpulkan seluruh manusia dari zaman Nabi Adam AS hingga manusia yang terakhir pada hari kiamat kelak. Dia juga berkuasa memberi balasan terhadap perbuatan manusia.

Sumber Artikel: http://www.ipapedia.web.id

loading...
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Subhanallah !!! Inilah Kandungan QS Al-Baqarah ayat 148

0 komentar:

Posting Komentar

close